Bismillahirrahmanirrahim,
Semoga Allah meridhoi kumpulan kata ini.
2006, mungkin sekitar bulan Mei 4 tahun lalu saya mengenal dia dalam sebuah suasana ujian yang sacral.
Saat itu, saya hanya seorang anak laki-laki kecil yang tak tahu apa-apa kecuali menghitamkan lingkaran kecil untuk sebah lembar
jawaban diatas meja. Duduk bersama dengan saudari-saudari saya yang lain dalam satu ruangan merupakan hal yang baru setelah 3
tahun saya tinggalkan di bangku Sekolah Dasar.
Satu fenomena waktu itu adalah ada banyak kembang gula dalam setiap ruangan 4X4 meter disana, tapi hanya ada satu kembang gula
diatas meja saya. Kembang gula itu rupanya yang memeperkenalkan kami hingga detik ini.
Melalui catatan kecil ini semoga saya dapat berbicara. Ada banyak hal yang seharusnya kami pahami dan saling bicara. Beberapa
hari kebelakang saya sering merasakan kebingungan, banyak pertanyaan yang tidak bisa jawab sendiri untuk beberapa soal masalah.
Saya berharap semoga dengan beberapa alinea ini saya bisa menjawabnya dengan jawaban yang baik.
Semua orang mengakui adanya kekuatan dahsyat dalam satu fase perasaan . Oleh sebab itu mungkin Allah membuatnya tidak dengan
hanya satu macam saja, tapi Dia menjadikannya kompleks dengan warna yang tidak hanya satu. Didalamnya Dia membuatkan cinta,
suka, sayang, kasih, benci, dendam, sinis untuk kita. Begitu juga dengan saya. Saya pun menikmati begitu banyak perasaan itu.
Mungkin juga dengan dia. Tentunya dengan taste yang berbeda, dia pasti pernah merasakannya juga.
2010, Terkadang saya banyak berfikir ketika dua orang yang disatukan dengan satu perasaan . Banyak sekali harap yang saya
sampaikan pada Allah untuk bisa merasakannya hal yang sama seperti halnya yang banyak orang rasakan saat itu. Tapi semuanya
seperti menghitung butiran pasir di ujung pantai, sangat banyak yang harus saya lakukan agar tidak tertukar dengan batu, kerang
dan karang. Banyak sekali pilihan yang menjadi sebuah dinding pemisah. Banyak sekali yang harus saya pikirkan lebih daripada
sekedar bermain dengan perasaan.
Saya sangat menyukai saat dia hadir di sisi pantai. Bersatu dengan banyaknya kumpulan pasir, batu, karang dan kerang disana.
Membuat saya kembali membuat satu keputusan sulit untuk memilih. Tapi, sepertinya yang saya cari saat ini hanya satu butir
pasir di ujung pantai. Bukan sebuah batu, seekor kerang, sebongkah karang atau seorang dia.
Mungkin Allah menuliskan pencari pasir lain untuk dia yang dijadikan tangannya rahman dan kakinya rahim untuk dia. Yang Allah
tulis tentulah lebih mahal dan baik. Semoga, hatinya selalu Allah jaga dengan banyaknya kasih saying yang Dia amanahkan untuk
kita supaya kita menjaga dan melindunginya dari banyak macam penyakit. Agar nantinya perasaan itu dapat tumbuh membesar dengan
semestinya seperti yang Allah tulis jauh sebelum kita melihat cahaya di dunia ini. Carilah pencari pasir lain. Ada orang lain
yang sudah saya pilih.
Tetaplah menjadi seorang yang dulu, yang saya tahu dan kenal, ramah dan hidupnya penuh dengan spirit kehidupan. Saya pun akan
tetap berusaha menjadi saya yang semua orang tahu dan kenal. Semoga tulisan ini tidak melukai satu hati pun. Salam sejahtera untukmu.
Maaf, tapi ada orang lain mungkin untukmu. bukan saya.
#Teringat Masa Lalu....^^