Jumat, 30 September 2011

Memang Cinta

''kita putus''

ooh betapa hancurnya hatiku ketika kata - kata itu keluar dari bibir manisnya, duniaku seakan runtuh hari itu. baru 1 minggu yang lalu aku menyatakan cinta hari ini ia sudah mau putus.
kemarin bertubi - tubi kata ku lemparkan padanya untuk meyakinkannya bahwa aku ingin ia menjadi pacarku, meski awalnya ia menolak

'' pacaran itu nggak ada dalam islam''

ia aku tau pacaran tidak ada dalam islam tapi bagaimana dengan perasaanku yang terlanjur sayang padanya?
apakah itu juga sebuah larangan? tidak kan?

''cinta tidak dilarang tapi wujudnya dalam pacaran itu dilarang'' katanya lagi

memang, memang benar, sudah ku buka buku dan berbagai informasi tidak ada pacaran dalam agama kita, tapi salahkah aku yang menyayangimu?
salahkan jiwa sebutan pacaran itu hanya sebatas status biar aku lega mencintaimu, biar orang tahu bahwa aku mencintaimu, aku tidak akan menyentuhmu. pacaran hanya sebuah status mengertilah berilah aku kesempatan untuk membuktikan bahwa pacaran itu tak seburuk yang kamu pikirkan.
akhirnya dengan negjuta kata - kata aku bisa meluluhkan hatinya. dan akhirnya ia mengatakan
'' iya , kita coba ya''

betapa senangnya hatiku bisa mendapatkan gadis pujaan teman - temanku karena katanya ia anti pacaran sekarang aku sudah melumpuhkan hatinya. tersirat kebanggan dalam hatiku dan haru juga bisa mencintainya, gadis manis periang itu sedang tersenyum dihadapanku..
ooh bahagianya aku, tapi kenapa tiba - tiba kenapa ia memutuskan hubungan kami,
kenapa? aku mencoba menanyakan ia malah menangis dan meninggalkan aku sendirian dengan penuh tanda tanya dihatiku.
***
setahun berlalu aku masih bisa melupakannya, aku menolak semua cinta yang ingin mengisi kekosongannya, 2 tahun berlalu aku hanya pokus pada kuliahku. namun semua tentangnya yang meninggalkanku begitu saja itu masih melekat dalam benakku. entahlah sepertinya hatiku tertutup semenjak kepergiannya. hingga 5 tahun berlalu. aku masih sendiri dalam misteri ketiadaannya yang menghilang dalam hari - hariku.
kita pusut. hanya kata terakhir itu yang ia katakan padaku. senyum manisnya membuatku tak ingin melepas semua bayangannya, aku masih penasaran dengan hatinya. padahal aku ingin dia yang menjadi teman hidupku mengarungi bahtera rumah tangga nanti. padahal hanya dia yang ku lihat jelas berada di masa depanku, yang melahirkan anak-anakku, mendidik mereka hanya ia. tapi sekarang ia tak pernah ada kabarnya.
kemana lagi ku mencari cintaku. setelah aku mendapatkannya ia pergi tanpa kabar.

sampai kini aku telah lulus kuliah dengan predikat terbaik, tapi aku masih belum bisa menepis bayangannya. aku hanya menyibukan diri dengan kerjaanku sekarang, aku tak ingin menggantikan gadis ku dimasa depan itu.

suatu hari sepulang kerja dengan raut lela,h aku pulang kerumah yang dihuni aku dan orang tuaku, saudara - saurada ku sudah tidak tinggal lagi bersama kami, karena mereka sudah berumah tangga, hanya aku satu - satunya yang belum menikah diantara saudaraku. tapi suasana sore ini nampak ramai di rumah, ku lihat wajah - wajah asing menatapku yang langsung masuk berbaur bersama mereka.
eeh ini dia baru pulang, kata mama menarik tanganku dan mengenalkan ku dengan tamu - tamunya.
dengan sedikit malas aku menyalami mereka satu persatu.
cakep ya, kata salah seorang diantara mereka ketika melihatku.
aku hanya membalas dengan seyuman dan pamit untuk segera masuk kekamar dan segera mandi, rasa lelah dan gerah dengan keadaan hati dan hidupku membuat aku menjadi orang yang tertutup dengan semua orang termasuk keluargaku sendiri.
'' maaf saya permisi, mandi'' pamitku
ia kalau sudah selesai, kesini ya. kita ngbrol - ngobrol.
aku hanya diam tidak menjawab tawaran ayah padaku.
usai membersihkan diri, aku merebahkan diri di kamarku yang menjadi saksi bisu kisah penantianku akan kehadirannya, kamarku adalah ruangan paling betah yang aku jadikan hamparan puisi, lagu dan tulisan untuknya.

Zul, keluar sebentar tamu mau pamit.
mama mengetuk pintu kamarku
'iya'
aku segera keluar kamarku dan menyalami mereka satu persatu.
siapa mereka ma, kok aku baru lihat ya?
itu teman bapak sewaktu SMA dulu, punya anak perawan loh Zul, cantik.
iya lah pak, setiap wanita kan cantik.
ya tapi yang ini beda dia juga shalihah Zul, agamanya bagus, kemarin bapak kerumahnya. anak gadisnya sopan, dan sepertinya cocok untuk menjadi istrimu.
aku sudah punya calon. jawabku memotong penjelasan ayahku.
hahaha.. calonmu mana? dari dulu selalu jawabanmu sama, ini sudah sekian kalinya kami mengenalkanmu Zul, dan ini yang terakhir, kalau memang tidak cocok ya sudahlah terserah kamu mau jadi apa. bapak bosan dengar wanita imajinasimu itu Zul,
sudahlah nak, kamu semakin tua. sampai kapan menunggu yang tak pasti. mama ikut menyela
ku lihat sosok ayah ibuku yang sudah mulai menua dengan garis kebahagian tegambar jelas, ada rasa iba saat memandang wajah mama yang mengharap aku menurutinya kali ini,
sudah berapa banyak wanita - wanita yang ditawarkan mama dan ayah untuk menjadi pendamping hidupku. aku selalu mengatakan sudah ada calon, tanpa memberi kesempatan kepada mereka untuk membantuku.
sebenarnya aku juga telah lelah dengan penantianku, mungin saja sekarang ia sudah menikah dengan pria lain yang lebih mapan dan lebih baik dari pada aku, toh 5 tahun sudah aku tidak bertemu.
ya sudah terserah saja, ucapku sambil meninggalkan mereka.
***
1 minggu berlalu, malam ini aku disuruh bersiap - siap karena malam ini aku harus ikut ke rumah gadis yang katanya akan di jodohkan untukku itu,
bukan dijodohkan Zul, kamu hanya melihatnya. setelah itu kami sebagai orang tua hanya meyerahkan kepada kalian yang punya hati. mama menjelaskan dalam perjalanan,
sampai pada sebuah rumah yang lumayan mewah, sesampai didepan pintu kami disambut ramah oleh penghuni rumah, terbesit malu saat aku mengingat ketika mereka datang kerumahku, dengan wajah ogah - ogahan aku menyambut kedatangan mereka, aku malu dengan sikap acuhku tempo hari.
sampai disebuah meja makan, saat itulah mataku bertemu dengan gadis pilihan orang tuaku, sama cantiknya dengan si dia, dan sudah ku putuskan baiknya ia saja yang menggantikan aku dengan Qhanita, gadis manis yang berada di masa depanku.
selesai makan malam suasana rumah dihangatkan dengan shalat isya berjama'ah, aku di tunjuk sebagai imam, selesai shalat. kami berkumpul di ruang tamu perbincangan hangat dan beberapa mata kami bertemu dengan gadis itu, Annisa namanya . tapi ku amati umurnya 12 tahun lebih muda dari aku. terlalu muda untukku, tapi aku sudah memutuskan untuk mengakhiri penantianku selama ini. biarlah ku turuti, toh Ridhanya Allah ada pada Ridha mereka. gumamku.

'' Assalamu'alaikum''..
seorang wanita memberi salam ditengah perbincangan kami.
wa'alaikum salam. sudah balik ta,
Dug,, wajah manis yang tak asing ku lihat sedang menatapku,
Zul....?
kok ada disini?
hah...? Qhanita? kamu?
hahaha... kamu Zul, kok bisa ada disini. ia masih mengulang pertanyaannya.
loh kalian saling kenal? tanya Anissa
ia kalian kenal? tanya mama heran.
Dag,Dig,Dug.. betapa bahagianya aku ketika melihatnya lagi, sesungging senyum manisnya kini sedang berdiri didepanku. kambali mata kami bertemu setelah sekian lama aku menantinya. kini hadirlagi. namun setelah menyadari keberadaanku disini, tersadar bahwa aku sudah bertekad melupakannya malam ini. aku pamit kekamar kecil untuk meluapkan airmataku yang tak sanggup ku bendung di hadapannya.
Ya Allah aku bahagia bisa melihatnya lagi
Ya Allah aku bahagia penantianku berujung pertemuan dengannya
tapi ia datang setelah aku ingin mengakhiri perasaanku,
Ya Allah tuntunlah aku menemukan cintaku yang dapat menuju CintaMu,
aku mencintainya, tapi aku ingin mencintaiMu ya Allah..

lama sekali dikamar mandinya Zul .. Qhanita menyapaku tanpa beban
kamu juga lama ta,..
hahaha.. aku kan baru pulang dari Malaysia Zul, jawabnya
kenapa nggak pamit ?
ya karena bagiku, nggak ada yang harus di jelaskan. kan aku pasti kembali kok Zul.
hahaha.. telat ta,
telat kenapa Zul? aku datang tepat waktu kok nih
wah-wah sepertinya kita tidak perlu mengenalkan satu sama lain lagi nih kalau sudah akrab begini. Anissa menyela pemicaraan kami.
loh, memangnya ada apa, tanyaku
hehe, kan mbak Qhanita mau di kenalin sama mas Zul, siapa tahu jodoh, kayaknya dilihat saja apa lagi akrab begini, kayaknya cocok ya, Nissa menjelaskan,
HAHAHAHAAAA.... semuanya tertawa...

ketika cinta menyapa, apa yang kubisa selain merasakannya
ketika cinta hadir, apa yang ki bisa selain menikmati keberadaannya,
ketika cinta pergi, apa yang ku bisa selain menanti kehadiannya,
ketika cinta kembali, apa yang ku bisa selain mensyukuri kehadirannya lagi
beginikah akhir dari penantianku wahai cinta??
ya Allah terima kasih.. kini ku temui lagi gadis ku

Zul, maafkan aku, kita ta'aruf yook,
aku ingin kau yang menjadi suamiku..

Sabtu, 10 September 2011

Mengapa Kita Lebih Takut Sanksi FIFA? Sedangkan Sanksi Allah Tidak..

Firman Utina cs boleh jadi sedih, kerja kerasnya untuk membawa Indonesia memenangi pertandingan melawan Bahrain hanya berbuah kekalahan. Tidak hanya itu kekalahan Indonesia bertambah parah, setelah FIFA berencana memberikan sanksi terhadap PSSI. Pasalnya hanya sebuah mercon. Kembang Api yang dilesakkan para suporter semat membuat jalannya pertandingan terhenti. Wasit berpendapat ledakan petasan mampu mengganggu konsentrasi pemain.

PSSI pun panik. Penonton panik sampai SBY pun juga panik. Mereka khawatir ancaman FIFA berbuah kenyataan. Para penonton juga sempat melakukan aksi lempar botol ke bench pemain. Oleh karena itu, SBY yang juga ikut menonton pertandingan itu ditengah warga negaranya yang tidak tahu lagi mau makan pakai apa, langsung menegur kapolri. "Presiden bertanya kepada Kapolri bagaimana hal itu bisa terjadi," kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha. “Situasi seperti itu tidak lazim dalam sebuah pertandingan apalagi kualifikasi Piala Dunia," tambahnya.

Polisi pun bergerak cepat. Mereka berhasil meringkus empat orang yang merupakan pelaku pelempar petasan. Tidak hanya itu, sambil membawa empat tersangka, polisi pun mencari tahu siapa yang penjual petasan kepada supporter, ya ditengah polisi yang emoh mencari tahu dimanakah keberadaaan para penjual harga diri bangsa, perampok uang rakyat, calo anggaran, makelar umat, dan perkara besar lainnya yang tidak putus-putus.

Terfikirkah oleh SBY bahwa 100.000 penonton Indonesia saat itupula telah menjadi kafir dengan meninggalkan shalat. Dari ashar, maghrib, Isya, bisa jadi dari dzuhur. Sebagai penonton sepakbola saat remaja, saya tahu betul jika Gelora Bung Karno tidak menyediakan fasilitas air yang memadai. Tidak jarang para penonton buang air kecil tanpa bersuci. Shalat pun susah. Mengapa? Karena dalam statuta FIFA, tidak ada syarat bahwa sebuah stadion internasional harus memiliki tempat ibadah.. Menariknya pembawa acara televisi dan petinggi PSSI meminta segenap warga Negara berdoa kepada Allah demi kemenangan Indonesia. Kurang ajar betul!

Masih ingat event Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan? Ketika seorang penonton dari Slovenia keluar dari tribun meski pertandingan belum juga usai. Rupanya, ia pergi bukan perkara Slovenia kalah. Sebagai muslim, ia mencari musholla atau setidaknya tempat yang layak untuk shalat, mengingat dalam pantauannya waktu sudah bergerak ke waktu ashar. Melihat orang ini yang tampak kebingungan, penjaga stadion juga ikut bingung. Mereka bergumam dalam hati, “mana ada tempat shalat dalam sebuah stadion?” Ironisnya pendukung Slovenia itu shalat tidak jauh dari toilet.

Lantas pernahkah SBY dan Kapolri memikirkan ini. Mereka meringkus para penonton yang tidak shalat dan memberhentikan pertandingan karena kumandang azan. Rasanya mustahil, karena para ustadz juga menggelar nonton bersama dan menunda waktu Isya. Sedangkan Kyai yang kuat menyuarakan penegakkan Syariat Islam seperti Abu Bakar Ba’asyir justru dijebloskan ke penjara.

Ada-ada saja memang Negara ini. Pertandingan olahraga yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kemajuan bangsa, lebih-lebih umat dibicarakan layaknya sebuah fenomena kiamat. Televisi mengundang berbagai macam pembicara. Profesor ikut campur, Anggota DPR tidak mau kalah, kampus, sekolah, peramal, bahkan da’i ikutan berbicara.

Di Barat sendiri agama adalah benalu. Sepakbola adalah alat pemotongnya. Akhirnya, kita bisa saja melihat pertandingan sepakbola lebih ramai dari Gereja. “Manchester United is My religion and Old Trafford is my church,” kata fans MU. Di Indonesia lebih sadis lagi, “Walau harus mati di tengah lapang, Jak Mania selalu berkorban.” Jadi wajar saja stadion lebih semarak dari masjid. Mesjid dibikin ramai, namun ada asalnya. Asal dibarengi dengan majelis untuk mencari kekuasaan.

Kini yang ikhwan dan akhwat ikut larut dalam sepakbola. Di FB mereka mengajak teman-teman sepengajiannya untuk ikut mendukung Timnas. Ketika ditanya apa dalilnya, mereka enteng menjawab, “Sudah perintah atasan, akh, ukh...”

Tapi sepakbola memang perekat nasionalisme. Ideologi kufur yang menyatakan ikatan terkuat antara umat manusia adalah kebangsaan. Piala Dunia sendiri kali pertama terselenggara, justru pasca enam tahun runtuhnya Khilafah Islamiyah. Tahun 1930 adalah tonggak pertama FIFA melaksanakan Piala Dunia. Kala itu Uruguay menjadi tuan rumah sekaligus juaranya.

Di Indonesia, Nasionalisme sendiri menjadi mazhab dan keyakinan untuk dipertahankan di atas Islam. Zuhairi Misrawi, pada acara provocative proaktif, jum’at lalu, menyebut bahwa ikatan kebangsaan adalah ikatan terkuat ketimbang ikatan agama (baca: tauhid). Bahkan kemarin, Setara Institute, merilis survey mengenai respon masyarakat terhadap Ahmadiyah. Hasilnya menurut mereka masyarakat Indonesia menganggap penganut Ahmadiyah tetap sebagai saudara sebangsa meski bukanlah saudara seiman.

"Masyarakat Indonesia mampu memilah yang mana sisi keagamaan dan yang mana sisi kebangsaan," kata Ismail Hasani dalam jumpa pers kemarin. Disni kita mesti hati-hati, karena penelitian itu bergantung bagaimana worldview yang dibangun oleh periset dalam membangung kerangka pertanyaan. Apalagi Setara Institute, yang Tuhannya memang orang putih.

Padahal nasionalisme itu berbeda dengan Iman. Karena bagi Nasionalisme, benar dan salah bergantung kesepakatan sebuah bangsa. Sedangkan Islam benar dan salah adalah ketetapan Allah. Dalam Nasionalisme, warganya diharuskan berdiri jika mendengar lagu kebangsaan. Di Islam ada riwayat ketika Rasulullah saw. berang melihat para sahabat menyambutnya dengan berdiri.

Sekarang, pasca kekalahan para pemain Timnas mogok main. Mereka merasa kurang sreg dengan pelatih. PSSI pun meminta agar FIFA tidak menurunkan sanksi. Itu baru masalah mogok pemain dan sanksi FIFA. Bagaimana jika Allah mogok mengakui kita sebagai hambanya dan memberikan sanksi mengingat ajaranNya dikalahkan hanya oleh sebuah nasionalisme dan kulit bundar. Ya nasionalisme sepakbola yang telah membuat kita sesama muslim bertikai; Indonesia-Malaysia. Mesir-Al Jazair. Maroko-Tunisia.Jadi mengapa kita lebih takut sanksi FIFA, sedangkan sanksi Allah tidak? Allahua'lam.

Cintamu Tak Kumiliki, Cinta-Nya Kuraih ..

Assalamualaikum.wr.wb



" ukhti,kenapa menangis ?"Nina sahabat sekamarku membelai jilbabku penuh tanya.



" Dia memutuskan hubungan ta'aruf nya dengan ku,karna merasa aku bukan yag terbaik buat dia." Aku masih menangis tersedu.

"Ikhlaskan saja ukhti,insyaallah nanti akan datang ikhwan yang juga lebih baik dari dia" Nina mencoba memotivasiku.

" Sulit ukhti,aku sudah berharap besar padanya."



" Aku tahu itu sulit,tapi bukan berarti ga bisa kan. Cinta mu sudah berselimut nafsu,makanya sulit untukmu melepasnya. Bila cintamu hanya bersandar padaNya,orang yang belum halal bagimu tak akan membuatmu bersedih belama-lama apalagi sampai putus asa. Apa ukhti tak yakin dengan janji Allah?? Dia bukan jodohmu,jangan sia-siakan air matamu demi cinta yang belum halal"



Sahabatku Nina mencoba mengingatkan ku dan membuatku tersadar hanya cinta Nya yang harus ku harapkan.



Sahabat,Ingatlah cinta kepada makhluk hanya sebuah aplikasi cinta kepadaNya,kepada Allah tentunya. Jangan sampai kita tergolong orang-orang yang "Mabuk Cinta" terhadap dunia dan isinya.

Ketika cinta yang di wakili oleh syetan maka nafsulah yang akan berbicara. Syetan lah yang akan membuat kita berbuat maksiat atas nama cinta..Naudzubillah..



"Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi setan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka setan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih" ( An Nahl 63 )



Sungguh syetanlah yang membuat kemaksiatan indah di mata kita,dan kita dengan pasrahnya rela di butakan syetan cinta dalam ketidak halalan. Cinta seperti inilah yang membuatmu menangis berkepanjangan karna cinta yang tidak halal.

Singkirkanlah syetan cinta itu dalam hatimu ketika cinta yang belum halal bagimu meninggalkanmu,gantikanlah cintamu pada cinta Nya,cinta pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala,maka engkau akan di mudahkan untuk mendapakan kekasih sejatimu. Karna Allah lebih mengetahui yang lebih baik bagimu.

Apabila kita mencintai sesuatu tentu kita akan selalu mengingatnya,menyebut namanya,itu pun yang akan kita lakukan ketika cinta yang tak kekal itu meninggalkanmu,gantikan dengan menyebut dan mengingat pada Sang Maha Pecinta Yang Kekal.

Ladang cinta yang di sirami oleh cinta Nya tentu akan terus subur dan tumbuh terus mejulang sehingga jannahNya.. Subhanallah..



Sahabat,memang melupakan kekasih yang telah kita taruh harapan besar padanya,tapi sungguh selalu mengingatnya pun hanya akan menjauhkan kita pada mengingatNya. Hanya dengan dekat dengaNya,dengan Sang Pecinta Sejati,cinta palsu yang didukung syetan itu akan hilang. Yakinlah,Allah akan terus dekat denganmu dan tak akan membiarkanmu hidup tanpaNya.

Janganlah kau kejar cinta duniamu,tapi kejarlah cinta akhiratmu. Maka cinta dunia akan mengikutimu saat engkau mengejar akhirat.

Biarkan ku kehilangan cinta yang tak halal bagiku,tapiku kan mendapatkan yang jauh lebih indah. Cinta pada Sang Maha Pecinta.





Wallahu'alam bi Showwab.

Ukhti, Siapa Bilang Kamu Gak Cantik ??

Bismillahirrahmanirrahim...



CANTIK

Bagi sebagian wanita, Beberapa orang mungkin mempunyai persepsi beda-beda tentang cantik.

Bahkan ada yang bilang kalau cantik itu relatif. Itu benar.

Tapi saya tambahkan sebait puisi beriku sebagai Motivasi:



Menjadi wanita itu kehendak Tuhan

Menjadi Cantik itu relatif

Menjadi muslimah itu anugrah

Tetapi menjadi muslimah yg sholehah itu PILIHAN !





Namun, seiring dengan maraknya produk-produk kecantikan di TV. Kita jadi berpikir kalau yang di sebut wanita cantik itu adalah yang seperti model di produk kecantikan tersebut. Berkulit putih, berhidung mancung, berbibir tipis, dan semua yang tampak pada si model.



Sehingga terciptalah image, bahwa wanita yang berkulit gelap, hidungnya mancung ke dalam dan berbibir tebal itu adalah wanita yang jelek.



Ukhti, jika sekarang kamu merasa kalau wajahmu gak cantik. Cobalah pandang kembali wajahmu ke cermin. Lihatlah betapa Allah telah menyempurnakan bentuk wajahmu. Bayangkanlah jika seandainya Allah menciptakan lubang hidungmu bukan menghadap ke bawah, tapi ke depan. Bisa ukhti bayangkan apa yang terjadi jika ada lalat dan nyamuk yang terbang nyasar ke dalam hidung mu. Atau jika Allah menciptakan lubang hidung mu menghadap ke atas, bisa dibayangkan jika musim hujan tiba, Ukh. Hidung kita akan menampung air hujan yang turun dari langit.

Atau bisa kamu bayangkan jika Allah menciptakan sepasang matamu ditaruh dijidat atau telingamu hanya sebelah. Wah, bentuknya pasti gak karuan rupa. Jangankan manusia yg melihatnya, hantupun juga akan takut melihatnya...hihi..



Sungguh Maha Suci Allah atas semua ciptaan-Nya. Karena Allah sendiri yang bersumpah dalam firman-Nya :



“ Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. ” (QS. At-Tin: 4)



Sungguh, mudah bagi Allah menciptakan seluruh wanita di dunia ini dengan wajah yang cantik semua. Tapi dengan begitu, kita jadi sama. Tidak ada yang menjadi pembedanya. Kita jadi sulit mengenal jika wajah kita sama semua, Ukh....

Allah ingin menciptakan keindahan di dunia ini, dengan banyak perbedaan di dalamnya....

Maka biarlah kita menjadi salah satu yang indah itu, Ukh. Dengan segala perbedaan di antara kita....



Aku jadi teringat dialog salah seorang sahabatku dengan mamanya beberapa tahun yang lalu.



“ Ma, hidung Aya kok pesek sih? Gak kayak temen-temen Aya yang lain. Aya jadi keliatan jelek. ”



Waktu itu mamanya ketawa, dan bilang :

“ Aya harus bersyukur karena di beri hidung sama Allah. Coba bayangin kalo Aya gak di kasih hidung sama Allah? Trus siapa yang bilang kalau hidung pesek itu jelek? Buktinya banyak kok yang hidungnya mancung tapi kelihatan jelek. Sedangkan Aya, walaupun pesek tapi cantik. Aya anak mama yang paling cantik.. ”

Ya jelas aja mama bilang kalo aku adalah anaknya yang paling cantik, karena adek-adeknya 'kan cowok semua.

Tapi waktu itu Aya serasa melambung ke langit, karena di puji oleh mama. Dan ketika Aya beranjak dewasa, Aya tau mamanya hanya ingin membuat Aya merasa selalu bersyukur atas pemberian-Nya.



Yaa Ukhti, Syukur. Itulah perasaan yang harus kita miliki. Bukan perasaan minder dan sedih.

Bersyukurlah, karena Allah menciptakan mu dengan sempurna. Bersyukurlah, karena banyak yang telah Dia beri pada mu, pada kita. Bahkan jika kita mencoba menghitung nikmat-Nya, tidak akan cukup waktu kita untuk menghitungnya.



Bersyukurlah Ukhti....Seperti yang Dia katakan padamu :



“ Jika engkau bersyukur kepada-Ku, niscaya akan Ku tambah nikmat-Ku kepadamu. Namun jika engkau mengingkari nikmat-Ku, sesungguhnya azab-Ku amat pedih. ” (QS. Ibrahim : 7)



Jadi, jangan merasa minder atau sedih jika ada yang mengatakan kalau wajahmu gak cantik, Ukhti

Karena Allah yang menjamin, bahwa Dia telah menciptakanmu dengan sebaik-baiknya bentuk.

Dan bila rasa sedih itu masih ada karena seisi dunia menganggapmu bukanlah wanita yang cantik, dengarkanlah kembali firman-Nya yang dapat menenangkan hatimu....



“ Dan janganlah kamu merasa lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati. Sebab kamu paling tinggi derajatnya, jika kamu orang yang beriman. ” (QS. Ali ‘Imran : 139)



Percayalah, Ukhti.. Beratnya timbangan amalanmu di Hari Akhir nanti tidak lah di tentukan dengan seberapa banyak orang di dunia ini yang menganggap kamu cantik. Tapi seberapa banyak orang di dunia ini yang menganggap kamu baik. Insyaallah, mereka akan menjadi saksi di hadapan Allah atas semua amal kebaikanmu....



Insyaallah....

Jumat, 09 September 2011

Aku Mencintaimu Karena Allah

Apapun Kata Orang, Inilah Jalanku dan Pilihanku ... !!!





Mereka bilang kerudungku seperti nenek-nenek

padahal rambut mereka seperti daun kering melambai.



Mereka bilang jilbabku ketinggalan zaman



padahal tank-top mereka seperti koteka zaman batu.



Mereka bilang ucapanku seperti orang yang ceramah



padahal rumpian mereka tak lebih indah dari dengungan segerombol lebah.



Mereka bilang cara berfikirku ”ketuaan”



padahal umur kepala dua mereka tidak menjadikannya lebih dewasa dari seorang anak kecil berumur 5 tahun.



Mereka bilang tingkah polahku tidak enerjik,



padahal laku mereka lebih menyerupai banteng seruduk sana-seruduk sini.



Mereka bilang dandananku pucat,



padahal penampilan mereka lebih mirip dengan ondel-ondel



Mereka bilang aku nggak gaul,



padahal untuk mengenal konspirasi saja



mereka geleng-geleng.



Mereka bilang:



aku sok suci



aku tidak menikmati hidup



aku nggak ngalir



aku fanatik sok lebay



dan sok bau surga.



Ku jawab:



Ya, aku berusaha untuk terus mensucikan diri.



Karena najis tidak pernah mendapatkan tempat dimanapun berada,



meskipun letaknya di atas tahta emas.



Ya, aku tidak menikmati hidup ini. Karena hidup yang kudambakan bukan hidup yang seperti ini yang lebih buruk dari hidupnya binatang ternak



Ya, aku nggak ngalir. Aku adalah ikan yang akan terus bergerak, tidak terseret air yang mengalir sederas apapun alirannya. Karena aku tidak ingin jatuh ke dalam pembuangan.



Ya, aku fanatik. Karena fanatik dalam kebenaran yang sesuai fitrah adalah menyenangkan dibanding fanatik dalam kesalahan yang fatrah (kufur)



Ya, aku memang sok lebay. Karena aku adalah manusia yang lemah yang terserang makhluk kecil macam virus saja tubuhku sudah ambruk, manusia yang bodoh yang tidak mengetahui nasib hidupku satu detik setelah ini, manusia yang serba kurang dan punya batas waktu yang ketika waktu itu habis aku tidak bisa mengulurnya ataupun mempercepatnya



Ya, aku ingin mencium bau surga yang dijanjikan Tuhanku yang baunya dapat tercium dari jarak ratusan tahun cahaya. Betapa meruginya orang yang tidak bisa mencium bau surga, karena itu menandakan betapa jauhnya posisinya dari surga...



Kullu maa huwa aatin qoribun



Segala sesuatu yang pasti datang itu dekat...



Manusia dibekali Islam dan Muhammad Sallaullahu'alaihiwasallam

sebagai pembawa huda dan haq



Manusia juga dibekali akal oleh Rabb Sang Pencipta



Namun, manusia diberi kebebasan memilih untuk hidupnya



Dan, there is only one choice



Untuk itulah aku memilih jalanku



Memilih jalan hidupku



Hidup yang aku dambakan



Mendamba apa yang telah dijanjikanNya



Janji yang tak akan pernah teringkari



Whatever... what they said



“Jika kamu menuruti kebanyakan manusia yang ada di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (Qs. Al-An’am 116).



"Allah tidak akan mengingkari janji-janjiNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui" (Qs. Ar-Rum 6).



Semoga bermanfaat !!!

Jazakumullahu khoiran.



SALAM UHIBBUKUM FILLAH (^_^)

islam cahaya penyegar dunia ( curhatan hati )

Assalamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh,,,,,

buat saudari ku muslimah







Wanita yang elok paras rupanya mungkin tak terhitung jumlahnya ,,,



Namun , wanita yang elok perilaku dan jiwanya itu masih sedikit ,,,





Wanita yang kaya harta itu sudah mendominasikan dunia ,,,



Namun , wanita yang kaya hati masih minim didunia ,,,





Wanita yang cerdas itu tak terbilang jumlahnya ,,,



Namun , wanita yang cerdas dalam menjaga kehormatannya itu langka ,,,





Wanita yang katanya setia sama pacarnya yang mau mengorbankan segalanya untuk pacarnya itu bisa di temukan berserakan ,,,



Namun , wanita yang setia dengan suaminya dan mau mengorbankan jiwa dan raganya untuk dunia dan akhirat itu sulit untuk mendapatkannya ,,,





Wanita yang rela membuang hartanya untuk kesenangan dunia itu bukan barang langka ,,,



Namun , wanita yang rela menginfakan hartanya untuk kesenangan akhirat Itu masih langka ,,,





Wanita yang menjaga dan memelihara kecantikan wajahnya itu sudah terbiasa terlihat !,



Namun , wanita yang menjaga dan merawat kesucian hatinya sulit di temukan ,,,









Dan terakhir Ingin menjadi wanita yang bagaimanakah saudari saudari ku ,,,

Pilihanmu adalah masa depanmu di dunia dan akhirat ,,, :

Izinkan Aku Menciummu, Ibu

Sewaktu masih kecil, aku sering merasa dijadikan pembantu olehnya. Ia selalu menyuruhku mengerjakan tugas-tugas seperti menyapu lantai dan mengepelnya setiap pagi dan sore. Setiap hari, aku ‘dipaksa’ membantunya memasak di pagi buta sebelum ayah dan adik-adikku bangun. Bahkan sepulang sekolah, ia tak mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan rumah dibereskan. Sehabis makan, aku pun harus mencucinya sendiri juga piring bekas masak dan makan yang lain. Tidak jarang aku merasa kesal dengan semua beban yang diberikannya hingga setiap kali mengerjakannya aku selalu bersungut-sungut.

Kini, setelah dewasa aku mengerti kenapa dulu ia melakukan itu semua. Karena aku juga akan menjadi seorang istri dari suamiku, ibu dari anak-anakku yang tidak akan pernah lepas dari semua pekerjaan masa kecilku dulu. Terima kasih ibu, karena engkau aku menjadi istri yang baik dari suamiku dan ibu yang dibanggakan oleh anak-anakku.

Saat pertama kali aku masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak, ia yang mengantarku hingga masuk ke dalam kelas. Dengan sabar pula ia menunggu. Sesekali kulihat dari jendela kelas, ia masih duduk di seberang sana. Aku tak peduli dengan setumpuk pekerjaannya di rumah, dengan rasa kantuk yang menderanya, atau terik, atau hujan. Juga rasa jenuh dan bosannya menunggu. Yang penting aku senang ia menungguiku sampai bel berbunyi.

Kini, setelah aku besar, aku malah sering meninggalkannya, bermain bersama teman-teman, bepergian. Tak pernah aku menungguinya ketika ia sakit, ketika ia membutuhkan pertolonganku disaat tubuhnya melemah. Saat aku menjadi orang dewasa, aku meninggalkannya karena tuntutan rumah tangga.

Di usiaku yang menanjak remaja, aku sering merasa malu berjalan bersamanya. Pakaian dan dandanannya yang kuanggap kuno jelas tak serasi dengan penampilanku yang trendi. Bahkan seringkali aku sengaja mendahuluinya berjalan satu-dua meter didepannya agar orang tak menyangka aku sedang bersamanya.

Padahal menurut cerita orang, sejak aku kecil ibu memang tak pernah memikirkan penampilannya, ia tak pernah membeli pakaian baru, apalagi perhiasan. Ia sisihkan semua untuk membelikanku pakaian yang bagus-bagus agar aku terlihat cantik, ia pakaikan juga perhiasan di tubuhku dari sisa uang belanja bulanannya. Padahal juga aku tahu, ia yang dengan penuh kesabaran, kelembutan dan kasih sayang mengajariku berjalan. Ia mengangkat tubuhku ketika aku terjatuh, membasuh luka di kaki dan mendekapku erat-erat saat aku menangis.

Selepas SMA, ketika aku mulai memasuki dunia baruku di perguruan tinggi. Aku semakin merasa jauh berbeda dengannya. Aku yang pintar, cerdas dan berwawasan seringkali menganggap ibu sebagai orang bodoh, tak berwawasan hingga tak mengerti apa-apa. Hingga kemudian komunikasi yang berlangsung antara aku dengannya hanya sebatas permintaan uang kuliah dan segala tuntutan keperluan kampus lainnya.

Usai wisuda sarjana, baru aku mengerti, ibu yang kuanggap bodoh, tak berwawasan dan tak mengerti apa-apa itu telah melahirkan anak cerdas yang mampu meraih gelar sarjananya. Meski Ibu bukan orang berpendidikan, tapi do’a di setiap sujudnya, pengorbanan dan cintanya jauh melebihi apa yang sudah kuraih. Tanpamu Ibu, aku tak akan pernah menjadi aku yang sekarang.

Pada hari pernikahanku, ia menggandengku menuju pelaminan. Ia tunjukkan bagaimana meneguhkan hati, memantapkan langkah menuju dunia baru itu. Sesaat kupandang senyumnya begitu menyejukkan, jauh lebih indah dari keindahan senyum suamiku. Usai akad nikah, ia langsung menciumku saat aku bersimpuh di kakinya. Saat itulah aku menyadari, ia juga yang pertama kali memberikan kecupan hangatnya ketika aku terlahir ke dunia ini.

Kini setelah aku sibuk dengan urusan rumah tanggaku, aku tak pernah lagi menjenguknya atau menanyai kabarnya. Aku sangat ingin menjadi istri yang shaleh dan taat kepada suamiku hingga tak jarang aku membunuh kerinduanku pada Ibu. Sungguh, kini setelah aku mempunyai anak, aku baru tahu bahwa segala kiriman uangku setiap bulannya tak lebih berarti dibanding kehadiranku untukmu. Aku akan datang dan menciummu Ibu, meski tak sehangat cinta dan kasihmu kepadaku. (Bayu Gautama, Untuk Semua Ibu Di Seluruh Dunia)